Ayo, Gunakan Hak Pilih
Sebut
saja namanya Samsul, Mahasiswa Arsitektur tingkat 2 yang setiap malam selalu
begadang untuk mengerjakan tugas. Dan yang pasti sengaja ngerjain tugas malam
hari, soalnya internetnya emang pakai yang murah.
Samsul
salah satu mahasiswa yang kritis banget soal Politik. Padahal Samsul kan anak
teknik? Temen-temennya juga enggak nyangka banget kalau Samsul akan sekritis
itu soal Politik.
“Jangan
macam-macam sama Samsul kalau ngomongin soal Politik,” kata Temon sahabat
Samsul kepada teman-temannya.
“Ah
masa sampai segitunya?” jawab si Tony.
“Ada
apa nih?” tiba-tiba si Samsul datang.
“Eng...engg...enggak
apa-apa kok Sul,” jawab Temon.
Dan
kemudian teman-temannya bubar. Kemudian Samsul pun duduk di bangku paling belakang.
Tak lama kemudian dosen yang mengajar pun datang.
****
Siang
hari pas jam kosong, Samsul dan teman-temannya pergi mencari makan siang di
luar kampus.
“Warteglah
hari ini” kata Samsul.
“Sekali-kali
fried chicken di samping kampus dong,” kata Andre yang emang anak orang kaya
itu.
“Tadung
hepenglah,” jawab Temon yang asli Medan itu.
“Yowis,
warteg ajalah. Kebanyakan gaya lo, Ndre!” kata Samsul yang emang duitnya
pas-pasan.
Sampai
di warteg, biasalah mereka pesan paket hemat, nasi, orek tempe, telur dadar,
sayur daun singkong dan yang pasti sambel ditambah krupuk satu.
“Besok
libur ya?” kata andre kepada teman-temannya.
“Yoi,
katanya hari libur nasional gitu,” sahut Tony sambil menyuapkan nasi ke
mulutnya.
“Bagus
Pak Presiden yang memberi kesempatan kita para mahasiswa buat menggunakan hak
pilihnya besok secara Luber.” Jawab Samsul.
“Gue
enggak milih ah besok, golput gue!” jawab Tony.
“Kenapa
harus Golput?” sahut Samsul dengan nada tinggi.
“Yaelah,
woles apa broo!” kata Andre sambil menepuk pundak Samsul.
“Gue
kesel kalau denger ada yang golput, ini kan dari rakyat, untuk rakyat, dan
kembali ke rakyat. Kalau enggak salah gitu dah. Udah, jangan pada golput kenapa
sih? Mau jadi apa negara ini kalau generasi mudanya seperti kalian?” Celoteh
Samsul.
“Tony
doang kali, gue enggak!” jawab si Andre yang sok lugu.
“Nih
ya gue kasih tau, kita ini harus memberi contoh yang baik sebagai mahasiswa.
Kalau kalian enggak nyoblos alias tidak menggunakan hak pilih, bisa rugi loh?
Nanti kalau yang jadi wakil rakyat tidak sesuai keinginan gimana? Dan yang
pasti sebelum memilih kita juga harus tau bibit, bebet, bobotnya, jangan sampai
terkecoh dengan janji palsu. Satu suara kita itu bisa menjadi penentu masa
depan Negara.” Kembali si Samsul kasih kuliah siang kepada teman-temannya.
“Siap
Pak Capres.” Jawab Tony sambil bengong memperhatikan Samsul yang kembali
menyantap makanannya.
“Gue
bilang juga apa, jangan ngomongin beginian sama orang ini.” Kata Temon sambil
nunjuk Samsul.
“Hahahaaaaa.....”
Samsul tertawa puas hampir tersedak.
Suasana
pun menjadi hening dan mereka berempat melanjutkan makan siang.
*****
“Tapi
bener juga kata Samsul, masa kita enggak nyoblos? Nanti kalau suara kita
dimanfaatkan oknum yang tidak bertanggungjawab bagaimana? Kan kita yang rugi.
Kalau gitu besok gue nyoblos dah, paling pertama gue dateng ke TPS.” Celetuk
Tony tiba-tiba.
“Sadar
juga nih anak akhirnya,” Kata Samsul sambil menepuk bahu Tony yang masih
berpikir.
“Makasih
brooo, lo udah membuka mata dan pikiran gue soal warga negara yang baik untuk menggunakan
hak pilih ketika sedang ada Pemilu.” Kata Tony kepada Samsul.
“Enggak
Cuma lo Ton, kita harus mengajak semua yang sudah mempunyai hak untuk memilih
agar menggunakan hak pilihnya. Toh ini kan buat kita dan Negara juga kan?”
Jawab Samsul.
“Kalau
enggak buru-buru cabut bakalan panjang nih cerita, bayar dah. Intinya besok
kita nyoblos yang terbaik.” Kata Temon yang dari tadi diam tak bersuara.
Akhirnya
mereka berempat menyudahi makan siang dan kembali ke kampus untuk melanjutkan
belajar.