Akhlak terhadap Makhluk
Selain Manusia
Agama
Islam adalah rahmat Allah untuk semesta alam yang artinya rahmat tersebut bukan
hanya untuk manusia saja, tetapi juga untuk makhluk hidup selain manusia yaitu
alam dan lingkungan hidup. Sikap muslim yang benar terhadap makhluk hidup
selain manusia, antara lain sebagai berikut.
1.
Akhlak
terhadap lingkungan hidup
Berakhlak kepada
lingkungan hidup adalah menjalin dan mengembangkan hubungan yang harmonis
dengan alam sekitar. Memakmurkan alam adalah mengolah sumber daya yang berada
di alam sehingga dapat memberi manfaat bagi kesejahteraan manusia tanpa
merugikan alam itu sendiri. Allah menyediakan bumi yang subur ini untuk diolah
oleh manusia dengan kerja keras dan dipelihara sehingga mampu melahirkan nilai
yang tinggi. Kekayaan alam yang berlimpah disediakan oleh Allah untuk digunakan
oleh manusia dengan cara mengambil dan memberi manfaat, baik dari dan kepada
alam serta melarang segala bentuk perbuatan yang merusaknya.
Alam dan lingkungan
yang terkelola dengan baik dapat memberi manfaat yang berlipat-lipat.
Sebaliknya, alam yang dibiarkan atau hanya diambil manfaatnya akan mendatangkan
malapetaka bagi manusia. Kita dapat menyaksikan dengan jelas bagaimana akibat
yang ditimbulkan oleh akhlak yang buruk terhadap lingkungan seperti hutan yang
dieksploitasi tanpa batas sehingga melahirkan malapetaka kebakaran hutan yang
menghancurkan tanaman hutan dan habitat hewan- hewannya.
Eksploitasi kekayaan
laut tanpa memperhitungkan kelestarian ekologi laut telah menimbulkan kerusakan
hebat,baik habitat hewan maupun tumbuh- tumbuhan. Sayangnya, semua itu
dilakukan semata-mata untuk mengejar keuntungan ekonomi yang bersifat
sementara, namun akibatnya mendatangkan kerusakan alam yang parah dan tidak
bisa direhabilitasi dalam waktu puluhan bahkan ratusan tahun.
Kerusakan alam dan
ekosistem di lautan dan daratan terjadi akibat manusia tidak menyadari sifatnya
yang sombong, egois, rakus, dan angkuh yang merupakan bentuk akhlak terhadap
lingkungan yang sangat buruk dan tidak terpuji. Padahal tujuan diangkatnya
manusia sebagai khalifah di muka bumi yaitu sebagai wakil Allah yang seharusnya
bertugas memakmurkan, dan melestarikan alam.
Firman Allah SWT. dalam
Surah Ar Rum Ayat 41.
Corruption doth appear
on land and sea because of (the evil) which men's hands have done, that He may
make them taste a part of that which they have done, in order that they may
return.
Artinya :
Telah nampak kerusakan
di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusia supaya Allah
merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar).
2.
Akhlak
terhadap Tumbuh- tumbuhan
Lingkungan hidup
merupakan dukungan terhadap kehidupan dan kesejahteraan, bukan saja terhadap
manusia akan tetapi juga bagi makhluk yang lain seperti tumbuh-tumbuhan. Oleh
karena itu lingkungan harus tetap terjaga keserasian dan kelangsungan hidupnya
sehingga secara berkesinambungan tetap dalam fungsinya sebagai pendukung
kehidupan.
Al Nazi’at : 31-32
And produced therefrom
the water thereof and the pasture thereof And He made fast the hills.
Artinya :
"Ia memancarkan
daripadanya mata air dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan gunung-gunung
dipancangkanNya dengan teguh (semua) itu untuk kesenanganmu dan untuk
binatang-binatang ternakmu." (Al Nazi'at : 31-32)
Akhlak terhadap
lingkungan dapat diwujudkan dalam bentuk perbuatan insan yaitu dengan menjaga
keserasian dan kelestarian serta tidak merusak limgkungan hidup. usaha-usaha
yang dilakukan juga harus memperhatikan masalah-masalah kelestarian lingkungan.
Apa yang kita saksikan saat ini adalah bukti ketiadaan akhlak terhadap
lingkungan. Sehingga akhirnya , akibatnya menimpa manusia sendiri. Banjir,
tanah longsor, kebakaran, dan isu yang sering dibicarakan yaitu "global
warming" sedang mengancam manusia. Allah telah Berfirman:
Al Qashas : 77
But seek the abode of
the Hereafter in that which Allah hath given thee and neglect not thy portion
of the world, and be thou kind even as Allah hath been kind to thee, and seek
not corruption in the earth; lo! Allah loveth not corrupters,
Artinya :
"Dan berbuat
baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. dan janganlh kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan. " ( al Qashas : 77)
Dalam Al baqarah : 205
And when he
turneth away (from thee) his effort in the land is to make mischief therein and
to destroy the crops and the cattle; and Allah loveth not mischief.
Artinya :
" Dan apabila ia
berpaling , ia berjalan di bumi, untuk mengadakan kerusakan padanya dan merusak
tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan". (
Albaqarah 205)
Dalam Al A’raf : 56
And He it
is Who sendeth the winds as tidings heralding His mercy, till, when they bear a
cloud heavy (with rain), We lead it to a dead land, and then cause water to
descend thereon and thereby bring forth fruits of every kind. Thus bring We
forth the dead. Haply ye may remember.
Artinya :
" Dan janganlah
kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan
berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan harapan. Sesungguhnya rahmat Allah
amat dekat kepaa orang-orang yang berbuat baik." (Al A'raf : 56)
Di antara anugerah
Allah kepada manusia adalah diciptakan -Nya tumbuh- tumbuhan. Sebagian besar
makanan manusia berasal dari tumbuh-tumbuhan. Demikian pula makanan binatang-
binatang ternak, sebagian besar adalah tumbuh- tumbuhan yang bermacam-macam
jenisnya.
Firman Allah Surah Taha
Ayat 53.
[It is He] who has made
for you the earth as a bed [spread out] and inserted therein for you roadways
and sent down from the sky, rain and produced thereby categories of various
plants.
Artinya :
Yang Telah menjadikan
bagimu bumi sebagai hamparan dan yang Telah menjadikan bagimu di bumi itu
jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka kami tumbuhkan dengan
air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.
Manusia perlu
menyayangi tumbuh- tumbuhan karena sebagian dari pemenuhan keperluan hidup
manusia itu berasal dari tumbuh-tumbuhan, baik tumbuh- tumbuhan yang dapat
dimakan, seperti daunnya, maupun tumbuh- tumbuhan yang batang atau bunganya
dapat diambil manfaatnya dan berfungsi membersihkan udara. Semuanya perlu
diberi air sesuai dengan kebutuhannya.
Tumbuhan yang ditanam
di sawah dan ladang perlu disiangi agar pertumbuhannya dan perkembangannya
tidak terganggu oleh rumput- rumput yang tidak berguna.Tanam- tanamanan
dipelihara yang harus dijaga jangan sampai dirusak atau dimakan oleh hama.
Tanaman yang telah dimakan atau dirusak hama hendaklah diberi pembasmi hama.
Usahakan agar tanaman mendapat sinar matahari dan dapat terkena hujan. Itulah
sebagian di antara cara- cara menyayangi tumbuh- tumbuhan.
3.
Akhlak
terhadap Binatang.
Dikisahkan pada suatu
hari ketika Rasulullah SAW hendak pulang dari suatu tempat, terlihatlah seekor
kucing sedang tidur dengan anak-anaknya di atas jubah yang hendak dipakai
beliau. Beliau memperhatikan mahluk Allah yang sedang terkulai di atas jubahnya,
dan rupanya mereka tengah tertidur pulas. Alih alih membangunkan mereka,
beliau memilih memotong sebagian jubah
hingga tidur kucing-kucing tersebut tidak terganggu. Tidur lelap adalah salah
satu nikmat yang diberikan Allah SWT dan beliau rupanya merasa tidak layak
mengganggu mahluk Allah yang sedang merasakan nikmat tidur tersebut. Adakah
perilaku lemah lembut ini kita amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari? Adakah
kasih sayang kita pada para hewan yang juga menghuni planet ini?
Umat Islam tentu tahu ,
Rasulullah SAW bukanlah Nabi yang bergelimang harta dan kemewahan, bisa jadi
jubah tersebut hanya satu–satunya yang beliau miliki, namun pengorbanan demikian tidaklah terasa berat
olehnya. Maka jika akhlak Rasulullah SAW terhadap hewan seperti kucing saja sedemikian
tingginya, bayangkanlah ahlak beliau
terhadap manusia dan penciptanya. Hal ini dinyatakan dalam Al Qur’ an
dan terekam abadi sepanjang zaman.
Al Ahzab :21
There has certainly been for you in the
Messenger of Allah an excellent pattern for anyone whose hope is in Allah and
the Last Day and [who] remembers Allah often.
Artinya
:
” Sesungguhnya telah ada pada diri
Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang -orang yang
mengharap rahmat Allah…” (QS. Al Ahzab [33] : 21)
Namun kadangkala kita
yang mengaku umatnya sering berbuat semena–mena terhadap hewan, ada yang kita
adu–adu, kita siksa seenaknya, kita buru dan sakiti hanya untuk kesenangan.
Burung – burung yang terbang kita ketapel atau dihujani peluru senapan angin,
ayam jago kita adu–adu sampai meregang nyawanya.. ba hkan kucing yang mengeong
meminta sisa makanan kita tendang begitu saja. Padahal hampir semua kaum
muslimin pernah mendengar riwayat tentang orang yang diampuni Allah SWT karena
menolong anjing yang kehausan.
Banyak di beberapa
Negara yang memiliki industri bulu binatang seperti Cina, si binatang (seperti
rubah) dikuliti hidup–hidup untuk mempersingkat waktu dan mempermurah biaya,
tanpa peduli sakit dan derita yang dialami si hewan yang bersangkutan. Metode menghabisi
binatang–binatang malang yang diambil bulu dan kulitnya untuk pakaian para
selebriti inipun mengenaskan, mereka dibunuh dengan racun karbon monoksida,
dibiarkan tanpa oksigen, dieksekusi lewat listrik atau dipatahkan lehernya
dengan cara dipijak. Rupanya masih ada
beberapa manusia yang tega melihat mahluk lain tersiksa demi sekedar keuntungan materi dan kita bermohon
kepada Allah SWT agar dihindarkan dari sifat barbar sedemikian rupa.
Tidak dipungkiri banyak
juga binatang yang mengancam kesehatan bahkan jiwa manusia, seperti
kalajengking, ular dan lain sebagainya dan binatang jenis ini diperbolehkan
bagi kita membunuhnya.
Mari kita beranjak ke
sebuah riwayat lain, suatu ketika seorang sahabat hendak menyembelih unta dan ia merebahkan untanya
dahulu baru mengasah pisaunya,
Rasulullah SAW yang melihat kejadian tersebut langsung menegur “Kau
membunuh hewan itu dua kali, seharusnya
asah dahulu pisaumu baru rebahkan dan sembelihlah unta itu.” Rupanya Rasulullah
SAW tidak rela si unta berlama – lama dan menderita saat menanti ajalnya. Ucapan ini keluar ribuan
tahun silam dan di masa kini, zaman yang kita klaim modern sikap itu didukung
dengan sebuah penelitian ilmiah yang mendeteksi bahwa jika binatang teraniaya,
ketakutan atau merasa diteror maka ia akan mengeluarkan mekanisme pertahanan dalam tubuhnya dan akan
mengeluarkan zat berpengaruh tidak baik
pada dagingnya. Dengan kata lain, daging binatang yang disembelih dengan cara
yang zalim/menyiksa dagingnya tidaklah sehat untuk dikonsumsi. Mekanisme pertahanan
binatang tersebut ditelti juga berlaku saat si hewan menyaksikan sesamanyanya
dianiaya.
Binatang/hewan ternak
yang halal dikonsumsi memang tidak lain tidak bukan diciptakan Allah SWT untuk
keperluan manusia , namun sungguh tidak berarti kita bebas berlaku sewenang–wenang terhadap mereka. Tidak
sekedar menyembelih dengan membaca
Bismillah, namun tata cara menyembelihpun tidak diabaikan oleh agama
yang sejatinya merupakan rahmat untuk seisi dunia.
Lebih jauh lagi,
Rasulullah SAW pernah menegur saat mendapati beberapa sahabatnya asyik
berbincang–bincang di atas punggung unta. Beliau menjelaskan selayaknya unta
ditunggangi saat bepergian atau diperlukan saja. Beliau menambahkan bahwa belum
tentu yang menaiki si unta lebih ingat kepada Allah SWT ketimbang yang
dinaiki.. Dari riwayat ini kita mendapat gambaran bahwa sesungguhnya Islam
mengajarkan kita berhati–hati dalam bersikap pada hewan.
Jauh sebelum muncul
organisasi pencinta hewan yang menyerukan hak–hak untuk binatang, jauh sebelum
ada suaka margasatwa, perlindungan atau penangkaran hewan langka. Umat Islam
telah diberi panduan bagaimana memperlakukan hewan dengan semestinya.
Memberdayakan mereka sesuai fitrahnya dan tidak mengeksploitasi mereka kelewat
batas.
Dewasa ini, kebutuhan
manusia akan daging hewan untuk dikonsumsi kian hari kian meningkat dan
mengilhami para ahli di negara–negara modern melakukan rekayasa genetika,
menyuntikkan hormon tertentu atau memberi pakan yang tidak alami hingga si
hewan cepat tumbuh besar padahal upaya tersebut akan menghasilkan zat yang
tetap bersemayam dan tidak lantas sirna saat si daging dimasak. Anda dapat
menyaksikan penjelasan lebih detail dan ilmiah mengenai ini pada sebuah film
dokumenter keluaran tahun 2009 yang berjudul Food Inc. Ini adalah salah satu contoh
bagaimana kita telah memberdayakan mereka di luar fitrah. Rasulullah SAW dan
para sahabat kita ketahui tidaklah mengkonsumsi daging setiap harinya, dan kita
tahu berdasar riwayat kendati dengan pola makan sederhana, raga mereka prima
adanya , shalat dan puasa mereka di atas rata-rata dan laga mereka di medan
perang tiada bandingannya. Pola mengkonsumsi daging yang berlebihan ternyata
terbukti tidaklah membentuk fisik manusia menjadi sehat wal afiat namun malahan
penyakit bertubi tubi yang didapat.
Kita memang tidak
diwajibkan menjadi vegetarian namun tidak salahlah Imam Ali Bin Abi Thalib RA
pernah mengingatkan kita dengan kata–katanya yang termasyhur “Janganlah perut
kalian dijadikan kuburan binatang”. Dalam sebuah kitab Imam Al-Ghazali
menceritakan suatu ketika tatkala Nabi Daud AS sedang duduk membaca kitab
Az-Zabur, dengan tiba-tiba terpandanglah olehnya seekor ulat merah. Lalu Nabi
Daud AS. berkata pada dirinya, “Apa yang dikehendaki Allah dengan ulat ini?”
Ternyata usai ucapan
itu terlontar, Allah SWT pun mengizinkan ulat merah itu berkata-kata. “Wahai
Nabi Allah! Allah SWT telah mengilhamkan kepadaku untuk membaca ‘Subhanallahu
walhamdulillahi wala ilaha illallahu wallahu akbar’ setiap hari sebanyak 1000
kali dan pada malamnya Allah mengilhamkan kepadaku supaya membaca ‘Allahumma
solli ala Muhammadin annabiyyil ummiyyi wa ala alihi wa sohbihi wa sallim’
setiap malam sebanyak 1000 kali.“
Setelah ulat merah itu
berkata demikian, maka dia pun bertanya kepada Nabi Daud AS. “Apakah yang dapat
kamu katakan kepadaku agar aku mendapat faedah darimu?” Segera Nabi Daud AS
menyadari akan kekhilafannya karena memandang remeh ulat tersebut, beliau pun
bertaubat dan berserah diri kepada Allah S.W.T.
Bangsa binatang telah
menghuni bumi ini lebih lama dari kita, manusia…dan bukankah mereka juga
bertasbih memuji Allah dengan cara mereka sendiri?
Lebih banyakkah kita
memuji Allah daripada mereka?
An Nur : 41
Do you not see that Allah is exalted by
whomever is within the heavens and the earth and [by] the birds with wings
spread [in flight]? Each [of them] has known his [means of] prayer and exalting
[Him], and Allah is Knowing of what they do.
Artinya :
“Tidakkah kamu tahu
bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang ada di langit dan di bumi dan
(juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui
(cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
kerjakan. (Surat An -Nur: 41)“
Kita harus memiliki
akhlak yang terpuji terhadap binatang. Alam hewani sengaja diciptakan oleh
Allah bagi kepentingan makhluk hidup lainnya, khususnya manusia. Manusia juga
dapat belajar mengenai bermacam hal dari hewan- hewan tersebut.
Hewan ada yang bersifat
liar, jinak, atau hewan peliharaan. Ada juga hewan yang terbang di angkasa,
berenang di air, tetapi semua itu adalah jenis makhluk yang memiliki banyak
persamaannya dengan manusia yang merasakan lapar, haus, berkelamin, hidup
berkelompok, dan sebagaimana kehidupan makhluk manusia.
Firman Allah SWT Surah
Al An’am ayat 38 sebagai berikut :
And there
is not an animal in the earth, nor a flying creature flying on two wings, but
they are peoples like unto you. We have neglected nothing in the Book (of Our
decrees). Then unto their Lord they will be gathered.
Artinya :
Dan tiadalah binatang-binatang
yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya,
melainkan umat (juga) seperti kamu. tiadalah kami apakan sesuatupun dalam
Al-Kitab, Kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.
Binatang ternak atau
peliharaan atau binatang apa pun jenisnya yang dipelihara perlu disayangi. Cara
menyayangi binatang peliharaan antara lain dengan memberinya makanan,
menyediakan tempatnya (kandang) yang wajar, memelihara kebersihannya, menjaga
kesehatannya, bahkan kalau mungkin mengobatinya apabila sakit sebagaimana yang
dilakukan oleh kebun binatang pada umumnya.
Kebiasaan mengadu
binatang- binatang tertentu sesungguhnya juga berarti menyiksa binatang
tersebut. Terlebih apabila mengadu binatang dengan memakai taruhan karena
perbuatan ini adalah judi, sedangkan berjudi termasuk dosa besar.
Binatang ternak yang akan dimakan dagingnya tentu harus disembelih lebih dulu. Menyembelih hewan pun ada peraturannya agar binatang yang disembelih tidak tersiksa. Di antara peraturan tersebut antara lain ketika akan menyembelih hendaknya memakai alat yang tajam, dan sebelum disembelih, binatang tersebut hendaklah diberi makan sampai kenyang. Semua ini menunjukkan kepada kita bahwa kita diperintahkan untuk menyayangi binatang. Nabi Muhammad SAW bersabda sebagai berikut, yang artinya :
"Sesungguhnya Allah mewajibkan berlaku baik atas segala sesuatu, maka apabila kamu membunuh (hewan) hendaklah membunuh dengan baik, dan apabila kamu menyembelih maka sembelihlah dengan baik, dan hendaklah kamu menajamkan pisaumu, dan hendaklah binatang sembelihan itu disenangkan (dengan cara memberi makan sebelum disembelih).” (HR Muslim).
Binatang ternak yang akan dimakan dagingnya tentu harus disembelih lebih dulu. Menyembelih hewan pun ada peraturannya agar binatang yang disembelih tidak tersiksa. Di antara peraturan tersebut antara lain ketika akan menyembelih hendaknya memakai alat yang tajam, dan sebelum disembelih, binatang tersebut hendaklah diberi makan sampai kenyang. Semua ini menunjukkan kepada kita bahwa kita diperintahkan untuk menyayangi binatang. Nabi Muhammad SAW bersabda sebagai berikut, yang artinya :
"Sesungguhnya Allah mewajibkan berlaku baik atas segala sesuatu, maka apabila kamu membunuh (hewan) hendaklah membunuh dengan baik, dan apabila kamu menyembelih maka sembelihlah dengan baik, dan hendaklah kamu menajamkan pisaumu, dan hendaklah binatang sembelihan itu disenangkan (dengan cara memberi makan sebelum disembelih).” (HR Muslim).
Dengan demikian, kita
boleh membunuh binatang yang membahayakan atau merugikan. Kita diperintah untuk
mem¬bunuhnya, asal saja ketika melaksanakannya tidak didahului dengan
penyiksaan, seperti menyirami tikus dengan minyak tanah, kemudian baru
membakarnya. Bunuhlah binatang itu dengan alat yang menyebabkan ia segera mati
sehingga ia tidak merasa tersiksa.
4.
Akhlak
terhadap Makhluk Gaib
Selain Allah SWT
menciptakan manusia, Dia juga menciptakan jin. Jin merupakan makhluk gaib yang
harus kita imani. Perlu kita ketahui bahwa selain ada jin yang taat dan patuh
kepada Allah SWT ada pula jin yang tidak patuh dan taat kepada Allah SWT
diantaranya iblis dan setan. Iblis dan setan adalah makhluk Allah SWT yaitu
sejenis jin yang diciptakanNya dari api yang sangat panas, jauh sebelum
diciptakanNya Nabi Adam as.
Kita meyakini bahwa
Allah SWT adalah Tuhan semesta alam dan Mahakuasa serta Maha berkehendak, sedangkan
semua makhlukNya termasuk jin, iblis dan setan berada di dalam kekuasaanNya.
Oleh karena itu, cara menyikapi adanya jin, iblis dan setan adalah sebagai
berikut :
a. Jangan
menuruti langkah-langkah setan.
b. Tidak
terganggu dan terjebak dalam kehidupan jin, iblis dan setan.
c. Selalu
mengingat Allah dan memohon pertolonganNya dari segala godaan iblis dan setan.
d. Melaksanakan
segala perintah Allah dan menjauhi laranganNya.