I.
PERTUMBUHAN
INDIVIDU
Manusia merupakan makhluk individu. Manusia itu
disebut individu apabila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan
bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah
seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas didalam
lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah
laku spesifik dirinya. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung
terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui
proses yang panjang.
Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan
karakter atau kepribadian. Dan hal itu membutuhkan proses yang sangat panjang
dan banyak faktor yang mempengaruhinya terutama lingkungan keluarga. Hal ini
disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih
banyak meluangkan waktu dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu
aturan atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam
pertumbuhan individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup
masyarakat pun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga
mempengaruhi pertumbuhan individu.
Dengan adanya naluri yang dimiliki suatu
individu, dimana ketika dapat melihat lingkungan di sekitarnya maka secara
tidak langsung maka individu akan menilai hal-hal di sekitarnya apakah
hal itu benar atau tidak, dan ketika suatu individu berada di dalam
masyarakat yang memiliki suatu norma-norma yang berlaku maka ketika norma
tersebut di jalankan akan memberikan suatu pengaruh dalam kepribadian, misalnya
suatu individu ada di lingkungan masyarakat yang disiplin yang menerapkan
aturan-aturan yang tegas maka lama-kelamaan pasti akan mempengaruhi dalam
kepribadian sehingga menjadi kepribadian yang disiplin, begitupun dalam
lingkungan keluarga, semisal suatu individu berada di lingkup keluarga yang
religius maka individu tersebut akan terbawa menjadi pribadi yang religius.
A.
Pengertian
Individu
Individu berasal dari kata yunani yaitu
“individium” yang artinya “tidak terbagi”. Dalam ilmu sosial paham individu,
menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk, memegang peranan
dalam pergaulan hidup manusia. Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu
sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan. Maka dapat
disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki peranan khas atau
spesifik dalam kepribadiannya. Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu
aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial. Dimana aspek aspek
tersebut saling berhubungan. Apabila salah satu rusak maka akan merusak aspek
lainnya.
Berkaitannya antar individu dengan
individu lainnya, maka menjadi lebih bermakna manusia apabila pola tingkah
lakunya hampir identik dengan tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang
meningkatakan ciri-ciri individualitas pada seseorang sampao pada dirinya
sendiri, disebut proses individualisasi atau aktualisasi diri. Dalam proses ini
maka individu terbebani berbagai peranan yang berasal dari kondisi kebersamaan
hidup, yang akhirnya muncul suatu kelompok yang akan menentukan kemantapan satu
masayarakat. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada tiga
kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan
individualitasnya. Kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga mempengaruhi
masyarakat. (Hartomo, 2004: 64). Dengan demikian manusia merupakan mahluk
individual tidak hanya dalam arti keseluruhan jiwa-raga, tetapi merupakan
pribadi yang khas, menurut corak kepribadiannya dan kecakapannya.
Individu mempunyai ciri-ciri memiliki
suatu pikiran dan diri. Dimana individu sanggup menetapkan kenyataan,
interprestasi situasi, menetapkan aksi dari luar dan dalam dirinya. Dapat
diartikan sebagai proses komunikasi individu dalam berinteraksi dan berhubungan.
Individu tidak akan jelas identitasnya
tanpa adanya suatu masyarakat yang menjadi latar individu tersebut ditandai
dengan dimana individu tersebut berusaha menempatkan prilaku pada dirinya
sesuai dengan norma dan kebudayaan lingkungan tersebut , seperti di indonesia
individunya menjunjung tinggi prilaku sopan santun, dan beretika dalam
bersosialisasi.
Individu selalu berada didalam kelompok,
peranan kelompok tersebut adalah untuk mematangkan individu tersebut menjadi
seorang pribadi. Dimana prosesnya tergantung terhadap kelompok dan lingkungan
dapat menjadi faktor pendukung proses juga dapat menjadi penghambat proses
menjadi suatu pribadi. Faktor pendukung dan faktor penghambat juga dapat
berdasarkan individu itu sendiri.
Individu menurut konsep Sosiologis
berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan
Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi
raga, rasa, rasio, dan rukun.
1.
Raga,
merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu
yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama.
2.
Rasa,
merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda
isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan.
3.
Rasio
atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri,
mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan
alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
4.
Rukun atau pergaulan hidup,
merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama
lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat
membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut
masyarakat.
B.
Pengertian
Pertumbuhan
Pengertian dari pertumbuhan
berbeda dengan Pengertian dari perkembangan. namun kedua proses tersebut
selalu berjalan seiringan. Keduanya juga merupakan proses biologis yang sulit
untuk dipisahkan. namun demikian, antara pertumbuhan dan perkembangan
bisa dibedakan dengan cara melihat perubahan ukuran yang terjadi pada makhluk
hidup.
-
OMAN KARNMANA
Pertumbuhan merupakan proses
bertambahnya jumlahprotoplasma sel pada suatu organisme, biasanya disertai
dengan pertambahan ukuran, berat, serta jumlah sel yang bersifat tidak kembali
pada keadaan semula
-
DIAH ARYULINA DKK
Pertumbuhan merupakan perubahan yang
terjadi pada makhluk hidup yang meliputi pertambahan ukuran tubuh
-
WONG, 2000
Pertumbuhan merupakan bertambahnya
jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat
diukur.
-
WISMOADY WAHONO
Pertumbuhan
adalah proses yang mencakup pertambahan dalam jumlah dan ukuran, keluasan dan
kedalaman, dan sekaligus pertambahan dalam arti integrasi, saling keterhubungan
dan kompleksitas.
-
FIKTOR FERDINAND P. & MOEKTI
ARIWIBOWO
Pertumbuhan
adalah pertambahan ukuran volume, massa, tinggi, atau ukuran lainnya yang dapat
dinyatakan dalam bilangan atau secara kuantitatif.
-
TIM BIOLOGI
Pertumbuhan
adalah proses penambahan volume tubuh makhluk hidup yang sifatnya tidak bisa
kembali ke keadaan semula. Penambahan disebabkan adanya penambahan jumlah dan
volume sel, karena adanya pembelahan mitosis dan pembesaran sel.
-
MIKRAJUDDI, DKK
Pertumbuhan
adalah peristiwa perubahan biologis yang terjadi pada mahluk hidup berupa
perubahan ukuran yang bersifat ireversible.
-
MOKHAMAD ISMA'IL
Pertumbuhan
adalah peningkatan ukuran (volume, massa, tinggi, dan panjang) yang prosesnya
tidak dapat balik yang dihasilkan dari pembelahan sel dan pembesaran sel.
C.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Sebagai
makhluk hidup manusia memiki sifat untuk tumbuh seperti makhluk hidup lainnya.
Pertumbuhan yang di alami manusia dapat di bagi menjadi dua:
1.
Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan ini
menyangkut perkembangan yang dapat dilihat oleh mata, seperti tubuh yang
menjadi tinggi, rambut yang menjadi panjang, dan pertumbuhan tubuh yang
lainnya.
2.
Pertumbuhan Psikis
Sedangankan
pertumbuhan ini menyangkut perkembangan sifat manusia, intelektual manusia,
atau yang lebih dikenal dengan pendewasaan.
Namun
perkembangan setiap manusia tidaklah sama persis, bahkan untuk saudara kembar
identik yang dibesarkan bersama-sama sekalipun memiliki perbedaan pertumbuhan,
terutama di pertumbuhan psikis. Dalam hal ini saya lebih banyak membahas
tentang pertumbuhan psikis.
Lalu
kenapa pertumbuhan psikis manusia berbeda-beda? Dalam ilmu Sosiologi hal ini
disebabkan karena beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan manusia
yaitu :
1.
Pendirian Nativistik
Menurut para ahli dari golongan ini
berpendapat bahwa pertumbuhan itu semata-mata ditentukan oleh factor-faktor
yang dibawa sejak lahir.
2.
Pendirian Empiristik dan environmentalistik
Pendirian ini berlawanan dengan pendapat
nativistik, mereka menganggap bahwa pertumbuhan individu semata-mata tergantung
pada lingkungan sedang dasar tidak berperan sama sekali.
3.
Pendirian konvergensi dan interaksionisme
Aliran ini berpendapat bahwa interaksi
antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
Jadi dapat diambil kesimpulan dari
penjelasan di atas bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
manusia, yaitu Faktor Dasar (Faktor gen) dan Faktor Linkungan. Namun
faktor mana yang lebih besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan manusia?
Jika kita perhatikan pertumbuhan manusia
pada umumnya, jika seorang manusia(anak) lebih banyak menghabiskan waktunya
bersama dengan keluarga / ayah-ibu kandungnya maka pertumbuhan psikis-nya lebih
mirip dengan orang tuanya. Hal ini wajar karena faktor gen yang dimiliki
manusia itu sama dengan faktor linkungannya (keluarga).
Tapi jika seorang manusia(anak) lebih
banyak menghabiskan waktunya bersama dengan sosial atau manusia yang bukan
keluarga / ayah-ibu kandung maka manusia tersebut cenderung mengikuti
lingkungannya.
Dari 2 fakta diatas maka, menurut saya
faktor lingkungan memiliki lebih besar pengaruhnya dalam pertumbuhan manusia
dibandingkan dengan faktor dalam (gen).
Tapi dalam beberapa kasus
pertumbuhan manusia terutama dalam pertumbuhan psikis untuk orang-orang ternama
dalam sejarah. Maka didapatkan realita yang berbeda bahkan terbalik dari
pertumbuhan manusia pada umumnya, contoh :
-
Galileo Galilei dan Copernicus yang
lebih banyak menentang linkungannya pada zamannya, salah satu nya tentang
pertentangan bentuk bumi, dan status bumi di alam semesta. Galileo Galilei
sangat menentang kepercayaan masyarakat pada zamannya itu (terutama keyakinan
gereja). Tapi ilmu pengetahuan (melalui teleskop) membuktikan bahwa pendapat
Galileo memang yang benar.
-
Nabi Musa yang menentang dan punya
pikiran yang lain dari Firaun, yang tidak lain adalah keluarga yang
mengadopsinya. Padahal keluarga firaun-lah yang membesarkannya dan semua
masyarakat pada saat itu selalu mengangap firaun adalah seorang yang paling
benar. Tetapi dengan mukjizat dari-Nya banyak pengikut firaun yang beralih ke
Nabi Musa.
-
Albert Einstein yang menentang beberapa
hukum-hukum yang ada pada saat itu , dan sering mengeluarkan pendapat yang
dianggap aneh pada masyarakat di zamannya. Tapi ilmu pengetahuan membuktikan
bahwa pendapat Einstein memang yang benar.
Jika kita melihat beberapa contoh
diatas, menurut saya ada satu faktor lagi yang mempengaruhi pertumbuhan
manusia, yaitu faktor intelegensi dari seorang manusia yang
lebih kuat dibandingkan dengan faktor lingkungan. Karena faktor intelegensi
manusia akan menentukan 2 pilihan yang pasti yaitu benar atau salah.
Sehingga seorang manusia yang memiliki intelegensi yang tinggi, pertumbuhan
psikis-nya akan lebih mengacu pada pikirannya yang berdasarkan permasalahan
benar atau salah.
II.
FUNGSI KELUARGA
A.
Pengertian
Fungsi Keluarga
Fungsi Keluarga adalah suatu
pekerjaan- pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau
oleh keluarga itu.
B.
Macam-macam Fungsi
Keluarga
- Fungsi
keluarga menurut Friedman 1998 (dalam Setiawati & Santun, 2008) adalah :
a.
Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah fungsi
internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga. Didalamnya terkait
dengan saling mengasihi, saling mendukung dan saling menghargai antar anggota kelaurga.
b.
Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah
fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga. Sosialisasi dimulai
sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi.
c.
Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi
keluarga untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya
manusia.
d.
Fungsi Ekomomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi
keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarganya yaitu : sandang,
pangan dan papan.
e.
Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan
adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan dan merawat
anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
- Macam-macam
fungsi keluarga:
a.
Fungsi Biologis
Dengan fungasi ini diharapkan agar keluarga dapat menyelenggarakan
persiapan-persiapan perkawinan bagi anak-anaknya. Persiapan perkawinan
yang perlu dilakukan oleh orang-orang tua bagi anak-anaknya dapat berbentuk
antara lain pengetahuan tantang kehidupan sex bagi suami istri, pengetahuan
mengatur rumah tangga bagi sang istri, tugas dan kewajiban bagi suami,
memelihara pendidikan bagi anaak-anak dan lain-lain.
Dengan persiapan deperti ini
dapat terbentuk keluarga yang harmonis dan berpengaruh baik bagi kehidupan
bermasyarakat.
b. Fungsi
Pemeliaharaan
Keluarga diwajibkan untuk
berusaha agar setiap anggotanya terlindung dari gangguan-gangguan sebagai
berikut :
1. Gangguan
udara dengan berusaha menyediakan rumah;
2. Gangguan
penyakit denagan menyediakan obat-obatan;
3. Gangguan
bahaya dengan berusaha menyediakan senjata, pagar tembok dan lain-lain.
c.
Fungsi Ekonomi
Keluarga barusaha
menyelenggarakan kebutuhan manusia yang pokok yaitu :
1. Kebutuhan
makan dan minum.
2. Kebutuhan
pakaian untuk menutup tubuhnya.
3. Kebutuhan
tempat tinggal.
d.
Fungsi Keagamaan
Dengan dasar pedoman ini
keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan
ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
e.
Fungsi Sosial
Dengan fungsi ini keluarga
berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal selengkapnya dengan
memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat serta
mempelajari peranan-peranan yang diharapkan akan mereka jalankan kelak bila
sudah dewasa yag disebut sosialisasi. Dalam fungsi ini juga harus ada pewarisan
kebudayaan dan nilai-nilainya, misalnya : sopan santun, bahasa, cara bertingkah
laku, ukuran tentang baik buruknya perbuatan dan lain-lain.
Dengan melalui nasihat dan
larangan, orang tua menyampaikan norma-norma hidup tertentu dalam bertingkah
laku.
f.
Fungsi Pendidikan
Fungsi Pendidikan, dilihat dari
bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan
kedewasaan dan masa depan anak.
g.
Fungsi Sosialisasi
Fungsi Sosialisasi anak dilihat
dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang
baik.
h.
Fungsi Perlindungan
Fungsi Perlindungan dilihat
dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga anggota keluarga merasa
terlindung dan merasa aman.
i.
Fungsi Perasaan
Fungsi Perasaan dilihat dari
bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan
anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota
keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan
keharmonisan dalam keluarga.
- Selain
itu menurut peraturan pemerintah nomor 21 tahun 1994, ada 8 fungsi keluarga,
yaitu:
a.
Fungsi Keagamaan
Dalam keluarga dan anggotanya
fungsi ini perlu didorong dan dikembangkan agar kehidupan keluarga sebagai
wahana persemaian nilai-nilai luhur budaya bangsa untuk menjadi insan agamis
yang penuh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b.
Fungsi Sosial Budaya
Fungsi ini memberikan
kesempatan kepada keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengembangkan kekayaan
budaya bangsa yang beraneka ragam dalam satu kesatuan, sehingga dalam hal ini
diharapkan ayah dan ibu untuk dapat mengajarkan dan meneruskan tradisi,
kebudayaan dan sistem nilai moral kepada anaknya.
c.
Fungsi
Cinta kasih
Hal ini berguna untuk memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan anak
dengan anak, suami dengan istri, orang tua dengan anaknya serta hubungan
kekerabatan antar generasi, sehingga keluarga menjadi wadah utama bersemainya
kehidupan yang penuh cinta kasih lahir dan batin. Cinta menjadi pengarah dari
perbuatan-perbuatan dan sikap-sikap yang bijaksana.
d.
Fungsi Melindungi
Fungsi ini dimaksudkan untuk
menambahkan rasa aman dan kehangatan pada setiap anggota keluarga.
e.
Fungsi Reproduksi
Fungsi yang merupakan mekanisme
untuk melanjutkan keturunan yang direncanakan dapat menunjang terciptanya kesejahteraan
manusia di dunia yang penuh iman dan takwa.
f.
Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Fungsi yang memberikan peran
kepada keluarga untuk mendidik keturunan agar bisa melakukan penyesuaian dengan
alam kehidupannya di masa yang akan datang.
g.
Fungsi Ekonomi
Sebagai unsur pendukung
kemandirian dan ketahanan keluarga.
h.
Fungsi Pembinaan Lingkungan
Memberikan kepada setiap
keluarga kemampuan menempatkan diri secara serasi, selaras, seimbang sesuai
dengan daya dukung alam dan lingkungan yang berubah secara dinamis.
III.
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
A.
Pengertian
Keluarga
Keluarga (bahasa
Sanskerta: "kulawarga"; "ras" dan "warga"
yang berarti "anggota") adalah lingkungan yang terdapat beberapa
orang yang masih memiliki hubungan darah.
Keluarga sebagai kelompok sosial
terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan,
kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut.
Pengertian-pengertian keluarga
sangat banyak. Ada pengertian keluarga secara umum dan ada juga pengertian
keluarga menurut para ahli.
Pengertian keluarga secara
umum, keluarga adalah Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Sedangkan pengertian keluarga
menurut para ahli sangat banyak, diantaranya:
1.
Menurut Duvall dan Logan ( 1986 ) :
Keluarga adalah sekumpulan orang
dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk
menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
2.
Menurut Bailon dan Maglaya ( 1978 ) :
Keluarga adalah dua atau lebih
individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah,
perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain,
mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
budaya.
3.
Menurut Narwoko dan Suyanto
Keluarga adalah lembaga sosial
dasar dari mana semua lembaga atau pranata sosial lainnya berkembang. Di
masyarakat mana pun di dunia, keluarga merupakan kebutuhan manusia yang
universal dan menjadi pusat terpenting dari kegiatan dalam kehidupan
individu.
Keluarga adalah unit satuan
masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam
masyarakat. Sehingga keluarga itu terbagi menjadi dua, yaitu:
1.
Keluarga Kecil atau “Nuclear Family”
Keluarga inti adalah unit
keluarga yang terdiri dari suami, isteri, dan anak-anak mereka; yang
kadang-kadang disebut juga sebagai “conjugal”-family.
2.
Keluarga Besar “Extended Family”
Keluarga besar didasarkan pada
hubungan darah dari sejumlah besar orang, yang meliputi orang tua, anak,
kakek-nenek, paman, bibi, kemenekan, dan seterusnya. Unit keluarga ini sering
disebut sebagai ‘conguine family’ (berdasarkan pertalian darah).
Keluarga merupakan bagian
masyarakat yang fundamental bagi kehidupan pembentukan kepribadian anak
manusia. Hal ini diungkapkan Syarief Muhidin (1981:52) yang mengemukakan bahwa
: “Tidak ada satupun lembaga kemasyarakatan yang lebih efektif di dalam
membentuk keperibadian anak selain keluarga. Keluarga tidak hanya membentuk
anak secara fisik tetapi juga berpengaruh secara psikologis”.
Pendapat diatas dapat
dimungkinkan karena keluarga merupakan lingkungan pertam dan utama bagi seorang
anak manusia, di dalam keluarga seorang anak dibesarkan, mempelajari cara-cara
pergaulan yang akan dikembangkannya kelak di lingkungan kehidupan sosial yang
ada di luar keluarga. Dengan perkataan lain di dalam keluarga seorang anak
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, baik kebutuhan fisik, psikis maupun
sosial, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Disamping itu
pula seorang anak memperoleh pendidikan yang berkenaan dengan nilai-nilai
maupun norma-norma yang ada dan berlaku di masyarakat ataupun dalam keluarganya
sendiri serta cara-cara untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Sedangkan istilah keluarga itu
sendiri memiliki beraneka ragam pngertian, salh satunya diungkapkan oleh Paul B
Houton dan Chester L Hunt (1987:267) adalah sebagai berikut :
·
Suatu kelompok yang mempunyai nenek moyang yang sama
·
Suatu kelompok kekerabatan yang disatukan oleh darah
atau perkawinan
·
Pasangan perkawinan dengan atau tanpa anak
·
Pasangan tanpa nikah yang mempunyai anak
·
Satu orang dengan beberapa anak.
Karena beragam dan luasnya
pengertian tentang keluarga maka penting adanya pembatasan atau definisi
keluarga. Diantaranya pendapat Burgess dan Lock yang membedakan keluarga dengan
kelompok sosial lainnya adalah sebagai berikut.
Keluarga adalah susunan orang-orang
yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah atau adopsi. Pertalian antara
suami dan istri adalah perkawinan dan hubungan antara orang tua dan anak
biasanya adalah darah atau kadangkala adopsi.
Anggota-anggota keluarga ditandai
dengan hidup bersama dibawah satu atap dan merupakan susunan satu rumah tangga,
kadang-kadang seperti masa lampau rumah tangga adalah keluarga luas, meliputi
didalamnya empat sampai lima generasi. Sekarang rumah tangga semakin kecil
ukurannya, umunya dibatasi oleh suami istri anak atau dengan satu anak, dua
atau tiga anak.
Keluarga merupakan kesatuan dari
orang-orang yang berinteraksi dan berkomunikasi yang menciptakan
peranan-peranan sosial bagi si suami dan istri, ayah dan ibu, putra dan putri,
saudara laki-laki dan saudara perempuan. Peranan-peranan tersebut dibatasi oleh
masyarakat, tetapi masing-masing keluarga diperkuat melalui sentimen-sentimen
yang sebagian merupakan tradisi dan sebagian lagi emosional yang menghasilkan
pengalaman.
Keluarga adalah pemelihara suatu
kebudayaan bersama yang diperoleh pada hakekatnya dari kebudayaan umum, tetapi
dalam suatu masyarakat yang kompleks masing-masing keluarga mempunyai ciri-ciri
yang berlainan dengan keluarga lain. Berbeda kebudayaan dari setiap keluarga
timbul melalui komunikasi anggota-anggota keluarga yang merupakan gabungan dari
pola-pola tingkah laku individu (dalam Khairudin, 1985).
Pada garis besarnya keluarga dapat
dibagi kedalam dua bentuk besar yaitu keluarga luas (extended family) dan
keluarga Inti (nuclear family). Keluarga luas adalah satuan keluarga yang
meliputi lebih dari satu generasi dan satu lingkungan kaum keluarga yang lebih
luas daripada hanya ayah, ibu dan anak-anak atau dengan perkataan lain,
keluarga luas merupakan keluarga inti ditambah dengan anggota-anggota keluarga
yang lain, atau keluarga yang lebih dari satu generasi. Sedangkan keluarga inti
dapat didefinisikan dengan keluarga atau kelompok yang terdiri dar atah, ibu
dan anak-anak yang belum dewasa atau belum menikah.
Di Indonesia sendiri, keluarga telah
diatur dalam berbagai peraturan atau undang-undang RI nomor 10 tahun 1992
mendefinisikan keluarga sebagai berikut : ”Keluarga merupakan wahana pertama
seorang anak mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan bagi
kelangsungan hidupnya”.
Sedangkan menurut SD. Vembrianto
dalam “Sosiologi Pendidikan” mengintisarikan tentang pengertian keluarga ini
yaitu :
-
Keluarga merupakan kelompok sosial kecil yang umumnya
terdiri atas ayah,ibu dan anak.
-
Hubungan sosial diantara anggota keluarga relatif
tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi.
-
Hubungan antara anggota keluarga dijiwai oleh suasana
efeksi dan rasa tanggung jawab.
B.
Pengertian
Masyarakat
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang
merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai
kepentingan yang sama. Seperti; sekolah, keluarga,perkumpulan, Negara semua
adalah masyarakat.
Dalam ilmu sosiologi kita kit mengenal ada dua
macam masyarakat, yaitu masyarakat paguyuban dan masyarakat
petambayan.Masyarakat paguyuban terdapat hubungan pribadi antara anggota-
anggota yang menimbulkan suatu ikatan batin antara mereka.Kalau pada masyarakat
patambayan terdapat hubungan pamrih antara anggota-anggotanya.
Konsep
tentang masyarakat pasti sering kita dengar, seperti: masyarakat desa,
masyarakat kota, masyarakat Betawi, masyarakat Jawa, dll. Meskipun secara mudah
bsia diartikan bahwa masyarakat itu berarti warga namun pada dasarnya konsep
masyarakat itu sendiri sangatlah abstrak dan sulit ditangkap.
Istilah
masyarakat berasal dari kata musyarak yang berasal dari Bahasa Arab yang
memiliki arti ikut serta atau berpartisipasi, sedangkan dalam bahasa Inggris
disebut Society. Sehingga bisa dikatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan
manusia yang berinteraksi dalam suatu hubungan sosial. Mereka mempunyai
kesamaan budaya, wilayah, dan identitas.
Berikut
ini adalah pengertian dan definisi tentang masyarakat menurut beberapa ahli:
-
PETER L. BERGER
Definisi
masyarakat adalah suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas
sifatnya. Keseluruhan yang kompleks sendiri berarti bahwa keseluruhan itu
terdiri atas bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan.
-
MARX
Masyarakat
ialah keseluruhan hubungan - hubungan ekonomis, baik produksi maupun konsumsi,
yang berasal dari kekuatan-kekuatan produksi ekonomis, yakni teknik dan karya.
-
GILLIn & GILLIN
Masyarakat
adalah kelompok manusia yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan
persatuan yang diikat oleh kesamaan.
-
HAROLD J. LASKI
Masyarakat
adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan bekerjasama untuk mencapai
terkabulnya keinginan-keinginan mereka bersama.
-
ROBERT MACIVER
Masyarakat
adalah suatu sistim hubungan-hubungan yang ditertibkan (society means a system
of ordered relations).
-
SELO SOEMARDJAN
Masyarakat
adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
-
HORTON & HUNT
Masyarakat
adalah suatu organisasi manusai yang saling berhubungan.
-
MANSUR FAKIH
Masyarakat
adalah sesuah sistem yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan dan
masing-masing bagian secara terus menerus mencari keseimbangan
(equilibrium) dan harmoni.
C. Perbedaan antara Kelompok
Masyarakat Industri dan Non Industri
Perbedaannya adalah masyarakat non
industri masih ada keeratan hubungan dengan setiap anggota lainnya, sedangkan
masyarakat industri mungkin belom terlalu erat dengan anggota lainnya. Mungkin
karena bekerja terlalu keras, mereka tidak memperdulikan daerah sekitar mereka.
1.
Masyarakat
non Industri
Secara garis besar, kelompoknasional
atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua
golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder
(secondary group).
*Kelompok
Primer
Dalam kelompok primer, interaksi
antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer
ini disebut juga kelompok ”face to face group”, sebab para anggota kelompok
sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih
akrab.Sifat interaksidalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan
lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok,
yaitu menerima serta menjalankan tugas idak secara paksa, lebih dititik
beratkan pada kesadaran, tanggung jawab para anggota dan berlangsung atas dasar
rasa simpati dan secara sukarela. Contoh-contoh kelompok primer, antara lain :
keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar, kelompok agama, dan lain
sebagainya.
* kelompok
sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan.Oleh karena itu, sifat interaksi, pembagian kerja antar anggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional. Obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/tugas atas dasar kemampuan : keahlian tertentu, disamping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah dif lot dalam program-program yang telah disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya.
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan.Oleh karena itu, sifat interaksi, pembagian kerja antar anggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional. Obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/tugas atas dasar kemampuan : keahlian tertentu, disamping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah dif lot dalam program-program yang telah disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya.
2. Masyarakat
Industri
Jika pembagian kerja bertambah
kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakin tinggi. Solidaritas
didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok
masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis, juga menjadi ciri
dari bagian atau kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat
diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara
mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Contoh-contoh : tukang roti, tukang
sepatu, tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik, ahli dinamo, mereka
dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin
berkurang pula, ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama.
Dengan demikian semakin komplek pembagian kerja, semakin banyak tibul
kepribadian individu.
Perbedaan antara masyarakat industry
dan masyarakat non industry adalah terdapat pada mata pencarian peranan serta
tempat dimana mereka berada. Jika di non industry masyarakat yanga ada di atur
atas dasar pertimbangan rasional sehingga masyarakat non industry sekunder
kurang memiliki sifat kekeluargaan yang bagus.
IV.
HUBUNGAN
ANTARA INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
A. Makna Individu
Individu adalah sebutan yang
menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas, bukan berarti manusia
tidak terbagi melaikan suatu kesatuan yang terbatas menjadi seorang manusia.
Individu merupakan tiap manusia
memiliki kesatuan serta keterbatasan yang berbeda satu dengan yang lainnya,
batasan inilah yang membedakan setiap individu.
Manusia juga mempunyai kepribadian
serta pola dan tingkah laku spesifik dari dalam diriya, ada 3 kemungkinan
menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualis atau takluk terhadap
kolektif.
Kepribdian
manusia adalah organisasi dinamis daripada sistem-sistem psyco-physik dalam
individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik (khas) dalam menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan.
Untuk
menjadi individu yang ”mandiri” harus melalui proses. Proses yang dilaluinya
adalah proses pemantapan dalam pergaulan di lingkungan keluarga pada tahap
pertama. Karakter yang khas itu terbentuk dalam lingkungan keluarga secara
bertahap dan akan mengendap melalui sentuhan-sentuhan interaksi : etika,
estetika, dan moral agama.
B. Makna Keluarga
Keluarga adalah kelompok primer yang sangat penting dalam
masyarakat.keluarga adalah sebuah grup yang terbentuk dari laki laki dan
wanita. Jadi keluarga bentuk yang murni merupakan kesatuan sosial ini mempunyai
sifat sifat social yang sama.
C. Makna
Masyarakat
Makna masyarakat seperti halnyadengan definisi sosiologi yang banyak
jumlahnya kita dapati pula definisi definisi tentang masyarakat yang tidak
sedikit. Definisi adalah sekedar alat singkat untuk membatasi batasan
batasanmengenai persoalan atau pengertian ditinjau dari analisa.
D. Hubungan
antara Individu, Keluarga dan Masyarakat
Manusia adalah sebagai makhluk
individu dalam arti tidak dapat di pisahkan antara jiwa dan raganya, oleh
karena itu dalam proses perkembangannya perlu keterpaduan antara perkembangan
jasmani maupun rohaninya.
Sebagai makhluk sosial seorang
individu tidak dapat berdiri sendiri, saling membutuhkan antara yang satu
dengan yang lainnya, dan saling mengadakan hubungan sosial di tengah–tengah
masyarakat.
Keluarga dengan berbagai fungsi yang
dijalankan adalah sebagai wahana dimana seorang individu mengalami proses
sosialisasi yang pertama kali, sangat penting artinya dalam mengarahkan
terbentuknya individu menjadi seorang yang berpribadi.
Sebagai bagian yang tak terpisahkan
dengan masyarakat, keluarga mempunyai korelasi fungsional dengan masyarakat
tertentu, oleh karena itu dalam proses pengembangan individu menjadi seorang
yang berpribadi hendaknya diarahkan sesuai dengan struktur masyarakat yang ada,
sehingga seorang individu menjadi seorang yang dewasa dalam arti mampu
mengendalikan diri dan melakukan hubungan – hubungan sosial di dalam masyarakat
yang cukup majemuk.
Masyarakat adalah kelompok manusia
yang saling berinteraksi yang memiliki prasarana untuk kegiatan tersebut dan
adanya saling keterikatan untuk mencapai tujuan bersama. Masyarakat adalah
tempat kita bisa melihat dengan jelas proyeksi individu sebagai bagian
keluarga, keluarga sebagai tempat terprosesnya, dan masyarakat adalah tempat
kita melihat hasil dari proyeksi tersebut.
Individu yang berada dalam
masyarakat tertentu berarti ia berada pada suatu konteks budaya tertentu. Pada
tahap inilah arti keunikan individu itu menjadi jelas dan bermakna, artinya
akan dengan mudah dirumuskan gejala – gejalanya. Karena di sini akan terlibat
individu sebagai perwujudan dirinya sendiri dan merupakan makhluk sosial
sebagai perwujudan anggota kelompok atau anggota masyarakat.
V.
URBANISASI
A. Pengertian Urbanisasi
Urbanisasi
adalah perpindahan penduduk dari desa
ke kota.
Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran
penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai
permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota
yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan,
fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain
sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan
keluarnya.
Urbanisasi
biasanya dilakukan oleh orang-orang muda usia yang pergi mencari pekerjaan di
industri atau perusahaan yang jauh dari tempat dimana mereka berasal.
Perpindahan ke wilayah lain dari desa atau kota kecil telah menjadi tren dari
waktu ke waktu akibat pengaruh dari televisi, perusahaan pengerah tenaga kerja,
dan berbagai sumber lainnya. Suatu kajian mengindikasikan bahwa pendidikan
berkaitan erat dengan perpindahan ini. Secara umum semakin tinggi tingkat
pendidikan maka tingkat perpindahan pun semakin tinggi. Hal ini semakin
meningkat dengan semakin majunya telekomunikasi, komputer dan aktivitas high
tech lainnya yang memudahkan akses keluar wilayah.
Urbanisasi
orang-orang muda ini dipandang pelakunya sebagai penyaluran kebutuhan ekonomi
mereka namun merupakan peristiwa yang kurang menguntungkan bagi wilayah itu
bila terjadi dalam jumlah besar. Untuk mengurangi migrasi keluar ini masyarakat
perlu untuk mulai melatih angkatan kerja pada tahun-tahun pertama usia kerja
dengan memberikan pekerjaan sambilan, selanjutnya merencanakan masa depan
mereka sebagai tenaga dewasa yang suatu saat akan membentuk keluarga. Sebagai
dorongan bagi mereka untuk tetap tinggal adalah dengan menyediakan lapangan
pekerjaan yang sesuai.
B. Proses
Urbanisasi
Pertama, pemerintah berkeinginan
untuk sesegera mungkin meningkatkan proporsi penduduk yang tinggal di daerah
perkotaan. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa meningkatnya penduduk
daerah perkotaan akan berkaitan erat dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi
negara. Data memperlihatkan bahwa suatu negara atau daerah dengan tingkat
perekonomian yang lebih tinggi, juga memiliki tingkat urbanisasi yang lebih
tinggi, dan sebaliknya. Negara-negara industri pada umumnya memiliki tingkat
urbanisasi di atas 75 persen. Bandingkan dengan negara berkembang yang sekarang
ini. Tingkat urbanisasinya masih sekitar 35 persen sampai dengan 40 persen
saja.
Kedua, terjadinya tingkat urbanisasi
yang berlebihan, atau tidak terkendali, dapat menimbulkan berbagai permasalahan
pada penduduk itu sendiri. Ukuran terkendali atau tidaknya proses urbanisasi
biasanya dikenal dengan ukuran primacy rate, yang kurang lebih diartikan
sebagai kekuatan daya tarik kota terbesar pada suatu negara atau wilayah
terhadap kota-kota di sekitarnya. Makin besar tingkat primacy menunjukkan
keadaan yang kurang baik dalam proses urbanisasi. Sayangnya data mutahir
mengenai primacy rate di Indonesia tidak tersedia.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar