Senin, 21 April 2014

PANTUN TENTANG DEMOKRASI



Bang Jaka lagi naik traktor
Traktornya buat ngangkut batubara
Wahai para koruptor
Jangan buat negeriku sengsara

Ke Cibaduyut beli sepatu
Buat dipakai di malam minggu
Rakyat Indonesia harus bersatu
Berantas koruptor yang belagu

Sore-sore nonton Upin Ipin
Nontonnya di rumah Rina
Wahai engkau para pemimpin
Lihatlah rakyat di bawah sana

Makan sayur buatan Siti
Enak sayur karena garam
Para pemimin yang baik hati
Buatlah rakyat aman dan tenteram

CERPEN TENTANG WARGA NEGARA YANG BAIK



Ayo, Gunakan Hak Pilih
Sebut saja namanya Samsul, Mahasiswa Arsitektur tingkat 2 yang setiap malam selalu begadang untuk mengerjakan tugas. Dan yang pasti sengaja ngerjain tugas malam hari, soalnya internetnya emang pakai yang murah.
Samsul salah satu mahasiswa yang kritis banget soal Politik. Padahal Samsul kan anak teknik? Temen-temennya juga enggak nyangka banget kalau Samsul akan sekritis itu soal Politik.
“Jangan macam-macam sama Samsul kalau ngomongin soal Politik,” kata Temon sahabat Samsul kepada teman-temannya.
“Ah masa sampai segitunya?” jawab si Tony.
“Ada apa nih?” tiba-tiba si Samsul datang.
“Eng...engg...enggak apa-apa kok Sul,” jawab Temon.
Dan kemudian teman-temannya bubar. Kemudian Samsul pun duduk di bangku paling belakang. Tak lama kemudian dosen yang mengajar pun datang.
****
Siang hari pas jam kosong, Samsul dan teman-temannya pergi mencari makan siang di luar kampus.
“Warteglah hari ini” kata Samsul.
“Sekali-kali fried chicken di samping kampus dong,” kata Andre yang emang anak orang kaya itu.
“Tadung hepenglah,” jawab Temon yang asli Medan itu.
“Yowis, warteg ajalah. Kebanyakan gaya lo, Ndre!” kata Samsul yang emang duitnya pas-pasan.
Sampai di warteg, biasalah mereka pesan paket hemat, nasi, orek tempe, telur dadar, sayur daun singkong dan yang pasti sambel ditambah krupuk satu.
“Besok libur ya?” kata andre kepada teman-temannya.
“Yoi, katanya hari libur nasional gitu,” sahut Tony sambil menyuapkan nasi ke mulutnya.
“Bagus Pak Presiden yang memberi kesempatan kita para mahasiswa buat menggunakan hak pilihnya besok secara Luber.” Jawab Samsul.
“Gue enggak milih ah besok, golput gue!” jawab Tony.
“Kenapa harus Golput?” sahut Samsul dengan nada tinggi.
“Yaelah, woles apa broo!” kata Andre sambil menepuk pundak Samsul.
“Gue kesel kalau denger ada yang golput, ini kan dari rakyat, untuk rakyat, dan kembali ke rakyat. Kalau enggak salah gitu dah. Udah, jangan pada golput kenapa sih? Mau jadi apa negara ini kalau generasi mudanya seperti kalian?” Celoteh Samsul.
“Tony doang kali, gue enggak!” jawab si Andre yang sok lugu.
“Nih ya gue kasih tau, kita ini harus memberi contoh yang baik sebagai mahasiswa. Kalau kalian enggak nyoblos alias tidak menggunakan hak pilih, bisa rugi loh? Nanti kalau yang jadi wakil rakyat tidak sesuai keinginan gimana? Dan yang pasti sebelum memilih kita juga harus tau bibit, bebet, bobotnya, jangan sampai terkecoh dengan janji palsu. Satu suara kita itu bisa menjadi penentu masa depan Negara.” Kembali si Samsul kasih kuliah siang kepada teman-temannya.
“Siap Pak Capres.” Jawab Tony sambil bengong memperhatikan Samsul yang kembali menyantap makanannya.
“Gue bilang juga apa, jangan ngomongin beginian sama orang ini.” Kata Temon sambil nunjuk Samsul.
“Hahahaaaaa.....” Samsul tertawa puas hampir tersedak.
Suasana pun menjadi hening dan mereka berempat melanjutkan makan siang.
*****
“Tapi bener juga kata Samsul, masa kita enggak nyoblos? Nanti kalau suara kita dimanfaatkan oknum yang tidak bertanggungjawab bagaimana? Kan kita yang rugi. Kalau gitu besok gue nyoblos dah, paling pertama gue dateng ke TPS.” Celetuk Tony tiba-tiba.
“Sadar juga nih anak akhirnya,” Kata Samsul sambil menepuk bahu Tony yang masih berpikir.
“Makasih brooo, lo udah membuka mata dan pikiran gue soal warga negara yang baik untuk menggunakan hak pilih ketika sedang ada Pemilu.” Kata Tony kepada Samsul.
“Enggak Cuma lo Ton, kita harus mengajak semua yang sudah mempunyai hak untuk memilih agar menggunakan hak pilihnya. Toh ini kan buat kita dan Negara juga kan?” Jawab Samsul.
“Kalau enggak buru-buru cabut bakalan panjang nih cerita, bayar dah. Intinya besok kita nyoblos yang terbaik.” Kata Temon yang dari tadi diam tak bersuara.
Akhirnya mereka berempat menyudahi makan siang dan kembali ke kampus untuk melanjutkan belajar.