Kamis, 30 Januari 2014

AKHLAK TERHADAP MAKHLUK SELAIN MANUSIA



Akhlak terhadap Makhluk Selain Manusia
Agama Islam adalah rahmat Allah untuk semesta alam yang artinya rahmat tersebut bukan hanya untuk manusia saja, tetapi juga untuk makhluk hidup selain manusia yaitu alam dan lingkungan hidup. Sikap muslim yang benar terhadap makhluk hidup selain manusia, antara lain sebagai berikut.
1.    Akhlak terhadap lingkungan hidup
Berakhlak kepada lingkungan hidup adalah menjalin dan mengembangkan hubungan yang harmonis dengan alam sekitar. Memakmurkan alam adalah mengolah sumber daya yang berada di alam sehingga dapat memberi manfaat bagi kesejahteraan manusia tanpa merugikan alam itu sendiri. Allah menyediakan bumi yang subur ini untuk diolah oleh manusia dengan kerja keras dan dipelihara sehingga mampu melahirkan nilai yang tinggi. Kekayaan alam yang berlimpah disediakan oleh Allah untuk digunakan oleh manusia dengan cara mengambil dan memberi manfaat, baik dari dan kepada alam serta melarang segala bentuk perbuatan yang merusaknya.
Alam dan lingkungan yang terkelola dengan baik dapat memberi manfaat yang berlipat-lipat. Sebaliknya, alam yang dibiarkan atau hanya diambil manfaatnya akan mendatangkan malapetaka bagi manusia. Kita dapat menyaksikan dengan jelas bagaimana akibat yang ditimbulkan oleh akhlak yang buruk terhadap lingkungan seperti hutan yang dieksploitasi tanpa batas sehingga melahirkan malapetaka kebakaran hutan yang menghancurkan tanaman hutan dan habitat hewan- hewannya.
Eksploitasi kekayaan laut tanpa memperhitungkan kelestarian ekologi laut telah menimbulkan kerusakan hebat,baik habitat hewan maupun tumbuh- tumbuhan. Sayangnya, semua itu dilakukan semata-mata untuk mengejar keuntungan ekonomi yang bersifat sementara, namun akibatnya mendatangkan kerusakan alam yang parah dan tidak bisa direhabilitasi dalam waktu puluhan bahkan ratusan tahun.
Kerusakan alam dan ekosistem di lautan dan daratan terjadi akibat manusia tidak menyadari sifatnya yang sombong, egois, rakus, dan angkuh yang merupakan bentuk akhlak terhadap lingkungan yang sangat buruk dan tidak terpuji. Padahal tujuan diangkatnya manusia sebagai khalifah di muka bumi yaitu sebagai wakil Allah yang seharusnya bertugas memakmurkan, dan melestarikan alam.
Firman Allah SWT. dalam Surah Ar Rum Ayat 41.

Corruption doth appear on land and sea because of (the evil) which men's hands have done, that He may make them taste a part of that which they have done, in order that they may return.
Artinya :
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

2.    Akhlak terhadap Tumbuh- tumbuhan
Lingkungan hidup merupakan dukungan terhadap kehidupan dan kesejahteraan, bukan saja terhadap manusia akan tetapi juga bagi makhluk yang lain seperti tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu lingkungan harus tetap terjaga keserasian dan kelangsungan hidupnya sehingga secara berkesinambungan tetap dalam fungsinya sebagai pendukung kehidupan.

Al Nazi’at : 31-32

And produced therefrom the water thereof and the pasture thereof And He made fast the hills.


Artinya :
"Ia memancarkan daripadanya mata air dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan gunung-gunung dipancangkanNya dengan teguh (semua) itu untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu." (Al Nazi'at : 31-32)

Akhlak terhadap lingkungan dapat diwujudkan dalam bentuk perbuatan insan yaitu dengan menjaga keserasian dan kelestarian serta tidak merusak limgkungan hidup. usaha-usaha yang dilakukan juga harus memperhatikan masalah-masalah kelestarian lingkungan. Apa yang kita saksikan saat ini adalah bukti ketiadaan akhlak terhadap lingkungan. Sehingga akhirnya , akibatnya menimpa manusia sendiri. Banjir, tanah longsor, kebakaran, dan isu yang sering dibicarakan yaitu "global warming" sedang mengancam manusia. Allah telah Berfirman:

Al Qashas : 77

But seek the abode of the Hereafter in that which Allah hath given thee and neglect not thy portion of the world, and be thou kind even as Allah hath been kind to thee, and seek not corruption in the earth; lo! Allah loveth not corrupters,
Artinya :
"Dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. dan janganlh kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. " ( al Qashas : 77)





Dalam Al baqarah : 205

And when he turneth away (from thee) his effort in the land is to make mischief therein and to destroy the crops and the cattle; and Allah loveth not mischief.
Artinya :
" Dan apabila ia berpaling , ia berjalan di bumi, untuk mengadakan kerusakan padanya dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan". ( Albaqarah 205)

Dalam Al A’raf : 56
And He it is Who sendeth the winds as tidings heralding His mercy, till, when they bear a cloud heavy (with rain), We lead it to a dead land, and then cause water to descend thereon and thereby bring forth fruits of every kind. Thus bring We forth the dead. Haply ye may remember.
Artinya :
" Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan harapan. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepaa orang-orang yang berbuat baik." (Al A'raf : 56)

Di antara anugerah Allah kepada manusia adalah diciptakan -Nya tumbuh- tumbuhan. Sebagian besar makanan manusia berasal dari tumbuh-tumbuhan. Demikian pula makanan binatang- binatang ternak, sebagian besar adalah tumbuh- tumbuhan yang bermacam-macam jenisnya.

Firman Allah Surah Taha Ayat 53.

[It is He] who has made for you the earth as a bed [spread out] and inserted therein for you roadways and sent down from the sky, rain and produced thereby categories of various plants.
Artinya :
Yang Telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang Telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.

Manusia perlu menyayangi tumbuh- tumbuhan karena sebagian dari pemenuhan keperluan hidup manusia itu berasal dari tumbuh-tumbuhan, baik tumbuh- tumbuhan yang dapat dimakan, seperti daunnya, maupun tumbuh- tumbuhan yang batang atau bunganya dapat diambil manfaatnya dan berfungsi membersihkan udara. Semuanya perlu diberi air sesuai dengan kebutuhannya.
Tumbuhan yang ditanam di sawah dan ladang perlu disiangi agar pertumbuhannya dan perkembangannya tidak terganggu oleh rumput- rumput yang tidak berguna.Tanam- tanamanan dipelihara yang harus dijaga jangan sampai dirusak atau dimakan oleh hama. Tanaman yang telah dimakan atau dirusak hama hendaklah diberi pembasmi hama. Usahakan agar tanaman mendapat sinar matahari dan dapat terkena hujan. Itulah sebagian di antara cara- cara menyayangi tumbuh- tumbuhan.

3.    Akhlak terhadap Binatang.

Dikisahkan pada suatu hari ketika Rasulullah SAW hendak pulang dari suatu tempat, terlihatlah seekor kucing sedang tidur dengan anak-anaknya di atas jubah yang hendak dipakai beliau. Beliau memperhatikan mahluk Allah yang sedang terkulai di atas jubahnya, dan rupanya mereka tengah tertidur pulas. Alih alih membangunkan mereka, beliau  memilih memotong sebagian jubah hingga tidur kucing-kucing tersebut tidak terganggu. Tidur lelap adalah salah satu nikmat yang diberikan Allah SWT dan beliau rupanya merasa tidak layak mengganggu mahluk Allah yang sedang merasakan nikmat tidur tersebut. Adakah perilaku lemah lembut ini kita amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari? Adakah kasih sayang kita pada para hewan yang juga menghuni planet ini?
Umat Islam tentu tahu , Rasulullah SAW bukanlah Nabi yang bergelimang harta dan kemewahan, bisa jadi jubah tersebut hanya satu–satunya yang beliau miliki, namun  pengorbanan demikian tidaklah terasa berat olehnya. Maka jika akhlak Rasulullah SAW terhadap hewan seperti kucing saja sedemikian tingginya, bayangkanlah ahlak beliau  terhadap manusia dan penciptanya. Hal ini dinyatakan dalam Al Qur’ an dan terekam abadi sepanjang zaman.
Al Ahzab :21

 There has certainly been for you in the Messenger of Allah an excellent pattern for anyone whose hope is in Allah and the Last Day and [who] remembers Allah often.
      Artinya :
” Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang -orang yang mengharap rahmat Allah…” (QS. Al Ahzab [33] : 21)

Namun kadangkala kita yang mengaku umatnya sering berbuat semena–mena terhadap hewan, ada yang kita adu–adu, kita siksa seenaknya, kita buru dan sakiti hanya untuk kesenangan. Burung – burung yang terbang kita ketapel atau dihujani peluru senapan angin, ayam jago kita adu–adu sampai meregang nyawanya.. ba hkan kucing yang mengeong meminta sisa makanan kita tendang begitu saja. Padahal hampir semua kaum muslimin pernah mendengar riwayat tentang orang yang diampuni Allah SWT karena menolong anjing yang kehausan.
Banyak di beberapa Negara yang memiliki industri bulu binatang seperti Cina, si binatang (seperti rubah) dikuliti hidup–hidup untuk mempersingkat waktu dan mempermurah biaya, tanpa peduli sakit dan derita yang dialami si hewan yang bersangkutan. Metode menghabisi binatang–binatang malang yang diambil bulu dan kulitnya untuk pakaian para selebriti inipun mengenaskan, mereka dibunuh dengan racun karbon monoksida, dibiarkan tanpa oksigen, dieksekusi lewat listrik atau dipatahkan lehernya dengan cara dipijak.  Rupanya masih ada beberapa manusia yang tega melihat mahluk lain tersiksa demi  sekedar keuntungan materi dan kita bermohon kepada Allah SWT agar dihindarkan dari sifat barbar sedemikian rupa.
Tidak dipungkiri banyak juga binatang yang mengancam kesehatan bahkan jiwa manusia, seperti kalajengking, ular dan lain sebagainya dan binatang jenis ini diperbolehkan bagi kita membunuhnya.
Mari kita beranjak ke sebuah riwayat lain, suatu ketika seorang sahabat hendak  menyembelih unta dan ia merebahkan untanya dahulu baru mengasah pisaunya,  Rasulullah SAW yang melihat kejadian tersebut langsung menegur “Kau membunuh  hewan itu dua kali, seharusnya asah dahulu pisaumu baru rebahkan dan sembelihlah unta itu.” Rupanya Rasulullah SAW tidak rela si unta berlama – lama dan menderita saat  menanti ajalnya. Ucapan ini keluar ribuan tahun silam dan di masa kini, zaman yang kita klaim modern sikap itu didukung dengan sebuah penelitian ilmiah yang mendeteksi bahwa jika binatang teraniaya, ketakutan atau merasa diteror maka ia akan mengeluarkan  mekanisme pertahanan dalam tubuhnya dan akan mengeluarkan zat berpengaruh tidak  baik pada dagingnya. Dengan kata lain, daging binatang yang disembelih dengan cara yang zalim/menyiksa dagingnya tidaklah sehat untuk dikonsumsi. Mekanisme pertahanan binatang tersebut ditelti juga berlaku saat si hewan menyaksikan sesamanyanya dianiaya.
Binatang/hewan ternak yang halal dikonsumsi memang tidak lain tidak bukan diciptakan Allah SWT untuk keperluan manusia , namun sungguh tidak berarti kita bebas berlaku  sewenang–wenang terhadap mereka. Tidak sekedar menyembelih dengan membaca  Bismillah, namun tata cara menyembelihpun tidak diabaikan oleh agama yang sejatinya merupakan rahmat untuk seisi dunia.
Lebih jauh lagi, Rasulullah SAW pernah menegur saat mendapati beberapa sahabatnya asyik berbincang–bincang di atas punggung unta. Beliau menjelaskan selayaknya unta ditunggangi saat bepergian atau diperlukan saja. Beliau menambahkan bahwa belum tentu yang menaiki si unta lebih ingat kepada Allah SWT ketimbang yang dinaiki.. Dari riwayat ini kita mendapat gambaran bahwa sesungguhnya Islam mengajarkan kita berhati–hati dalam bersikap pada hewan.
Jauh sebelum muncul organisasi pencinta hewan yang menyerukan hak–hak untuk binatang, jauh sebelum ada suaka margasatwa, perlindungan atau penangkaran hewan langka. Umat Islam telah diberi panduan bagaimana memperlakukan hewan dengan semestinya. Memberdayakan mereka sesuai fitrahnya dan tidak mengeksploitasi mereka kelewat batas.
Dewasa ini, kebutuhan manusia akan daging hewan untuk dikonsumsi kian hari kian meningkat dan mengilhami para ahli di negara–negara modern melakukan rekayasa genetika, menyuntikkan hormon tertentu atau memberi pakan yang tidak alami hingga si hewan cepat tumbuh besar padahal upaya tersebut akan menghasilkan zat yang tetap bersemayam dan tidak lantas sirna saat si daging dimasak. Anda dapat menyaksikan penjelasan lebih detail dan ilmiah mengenai ini pada sebuah film dokumenter keluaran tahun 2009 yang berjudul Food Inc. Ini adalah salah satu contoh bagaimana kita telah memberdayakan mereka di luar fitrah. Rasulullah SAW dan para sahabat kita ketahui tidaklah mengkonsumsi daging setiap harinya, dan kita tahu berdasar riwayat kendati dengan pola makan sederhana, raga mereka prima adanya , shalat dan puasa mereka di atas rata-rata dan laga mereka di medan perang tiada bandingannya. Pola mengkonsumsi daging yang berlebihan ternyata terbukti tidaklah membentuk fisik manusia menjadi sehat wal afiat namun malahan penyakit bertubi tubi yang didapat.
Kita memang tidak diwajibkan menjadi vegetarian namun tidak salahlah Imam Ali Bin Abi Thalib RA pernah mengingatkan kita dengan kata–katanya yang termasyhur “Janganlah perut kalian dijadikan kuburan binatang”. Dalam sebuah kitab Imam Al-Ghazali menceritakan suatu ketika tatkala Nabi Daud AS sedang duduk membaca kitab Az-Zabur, dengan tiba-tiba terpandanglah olehnya seekor ulat merah. Lalu Nabi Daud AS. berkata pada dirinya, “Apa yang dikehendaki Allah dengan ulat ini?”
Ternyata usai ucapan itu terlontar, Allah SWT pun mengizinkan ulat merah itu berkata-kata. “Wahai Nabi Allah! Allah SWT telah mengilhamkan kepadaku untuk membaca ‘Subhanallahu walhamdulillahi wala ilaha illallahu wallahu akbar’ setiap hari sebanyak 1000 kali dan pada malamnya Allah mengilhamkan kepadaku supaya membaca ‘Allahumma solli ala Muhammadin annabiyyil ummiyyi wa ala alihi wa sohbihi wa sallim’ setiap malam sebanyak 1000 kali.“
Setelah ulat merah itu berkata demikian, maka dia pun bertanya kepada Nabi Daud AS. “Apakah yang dapat kamu katakan kepadaku agar aku mendapat faedah darimu?” Segera Nabi Daud AS menyadari akan kekhilafannya karena memandang remeh ulat tersebut, beliau pun bertaubat dan berserah diri kepada Allah S.W.T.
Bangsa binatang telah menghuni bumi ini lebih lama dari kita, manusia…dan bukankah mereka juga bertasbih memuji Allah dengan cara mereka sendiri?
Lebih banyakkah kita memuji Allah daripada mereka?
An Nur : 41
Do you not see that Allah is exalted by whomever is within the heavens and the earth and [by] the birds with wings spread [in flight]? Each [of them] has known his [means of] prayer and exalting [Him], and Allah is Knowing of what they do.
Artinya :
“Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang ada di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (Surat An -Nur: 41)“

Kita harus memiliki akhlak yang terpuji terhadap binatang. Alam hewani sengaja diciptakan oleh Allah bagi kepentingan makhluk hidup lainnya, khususnya manusia. Manusia juga dapat belajar mengenai bermacam hal dari hewan- hewan tersebut.
Hewan ada yang bersifat liar, jinak, atau hewan peliharaan. Ada juga hewan yang terbang di angkasa, berenang di air, tetapi semua itu adalah jenis makhluk yang memiliki banyak persamaannya dengan manusia yang merasakan lapar, haus, berkelamin, hidup berkelompok, dan sebagaimana kehidupan makhluk manusia.
Firman Allah SWT Surah Al An’am ayat 38 sebagai berikut :
And there is not an animal in the earth, nor a flying creature flying on two wings, but they are peoples like unto you. We have neglected nothing in the Book (of Our decrees). Then unto their Lord they will be gathered.
Artinya :
Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. tiadalah kami apakan sesuatupun dalam Al-Kitab, Kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.

Binatang ternak atau peliharaan atau binatang apa pun jenisnya yang dipelihara perlu disayangi. Cara menyayangi binatang peliharaan antara lain dengan memberinya makanan, menyediakan tempatnya (kandang) yang wajar, memelihara kebersihannya, menjaga kesehatannya, bahkan kalau mungkin mengobatinya apabila sakit sebagaimana yang dilakukan oleh kebun binatang pada umumnya.
Kebiasaan mengadu binatang- binatang tertentu sesungguhnya juga berarti menyiksa binatang tersebut. Terlebih apabila mengadu binatang dengan memakai taruhan karena perbuatan ini adalah judi, sedangkan berjudi termasuk dosa besar.
Binatang ternak yang akan dimakan dagingnya tentu harus disembelih lebih dulu. Menyembelih hewan pun ada peraturannya agar binatang yang disembelih tidak tersiksa. Di antara peraturan tersebut antara lain ketika akan menyembelih hendaknya memakai alat yang tajam, dan sebelum disembelih, binatang tersebut hendaklah diberi makan sampai kenyang. Semua ini menunjukkan kepada kita bahwa kita diperintahkan untuk menyayangi binatang. Nabi Muhammad SAW bersabda sebagai berikut, yang artinya :
"Sesungguhnya Allah mewajibkan berlaku baik atas segala sesuatu, maka apabila kamu membunuh (hewan) hendaklah membunuh dengan baik, dan apabila kamu menyembelih maka sembelihlah dengan baik, dan hendaklah kamu menajamkan pisaumu, dan hendaklah binatang sembelihan itu disenangkan (dengan cara memberi makan sebelum disembelih).” (HR Muslim).
Dengan demikian, kita boleh membunuh binatang yang membahayakan atau merugikan. Kita diperintah untuk mem¬bunuhnya, asal saja ketika melaksanakannya tidak didahului dengan penyiksaan, seperti menyirami tikus dengan minyak tanah, kemudian baru membakarnya. Bunuhlah binatang itu dengan alat yang menyebabkan ia segera mati sehingga ia tidak merasa tersiksa.

4.    Akhlak terhadap Makhluk Gaib
Selain Allah SWT menciptakan manusia, Dia juga menciptakan jin. Jin merupakan makhluk gaib yang harus kita imani. Perlu kita ketahui bahwa selain ada jin yang taat dan patuh kepada Allah SWT ada pula jin yang tidak patuh dan taat kepada Allah SWT diantaranya iblis dan setan. Iblis dan setan adalah makhluk Allah SWT yaitu sejenis jin yang diciptakanNya dari api yang sangat panas, jauh sebelum diciptakanNya Nabi Adam as.
Kita meyakini bahwa Allah SWT adalah Tuhan semesta alam dan Mahakuasa serta Maha berkehendak, sedangkan semua makhlukNya termasuk jin, iblis dan setan berada di dalam kekuasaanNya. Oleh karena itu, cara menyikapi adanya jin, iblis dan setan adalah sebagai berikut :
a.       Jangan menuruti langkah-langkah setan.
b.      Tidak terganggu dan terjebak dalam kehidupan jin, iblis dan setan.
c.       Selalu mengingat Allah dan memohon pertolonganNya dari segala godaan iblis dan setan.
d.      Melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi laranganNya.

2 komentar: